4.4.12

Transportasi in SURABAYA CITY



Kota surabaya yang berkembang menjadi kota dagang dan jasa mensyaratkan tersedianya kemudahan dan kecepatan akses, terutama di bidang sarana prasarana transportasi. Karenanya, selain menjadi kota transit, Surabaya juga menjadi tujuan bisnis.
Surabaya memiliki luas wilayah administratif yang cukup besar, lebih kurang 32,6 hektar. Sebagai kota dagang dan jasa menjadikan aktifitas warganya sangat membutuhkan akses yang cepat, terutama transportasi. Namun, kebutuhan warga di kota surabaya demikian telah terpenuhi oleh sarana prasarana kota yang memadai.
Untuk menjangkau seluruh sudut kota, warga kota tak perlu kuatir karena Kota Surabaya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Kota Surabaya memiliki infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara yang mampu melayani perjalanan lokal, regional, maupun internasional.
Bandara Juanda melayani penerbangan domestik maupun internasional. Bandara Juanda telah menjadi bandara internasional yang menjadi nadi transportasi udara kebanggaan kota ini. Bandara Juanda menjadi lalu lintas berbagai maskapai yang beroperasi di Indonesia. Baik maskapai yang melakukan penerbangan dari dan ke kota-kota di seluruh Indonesia, maupun maskapai penerbangan ke luar negeri.
Tempat-tempat reservasi pun tersedia di berbagai tempat sehingga memudahkan warga kota yang mau melakukan perjalanan jalur udara.
Angkutan Kota
Transportasi kota yang juga selalu siap mengantar warga kota hingga ke tujuannya
antara lain bus kota, angkutan kota (angkot), angguna (angkutan serba guna), bahkan becak. Angkutan kota dan angguna merupakan transportasi publik yang paling banyak dijumpai karena paling ekonomis dan rute yang dilalui cukup banyak (57 rute) serta bisa mencapai ke jalan-jalan yang kecil.
Bus kota (patas dan ekonomi) yang melayani transportasi publik kota surabaya memiliki 19 rute pada jalan-jalan utama dan di dukung oleh terminal-terminal yang representatif antara lain :

Terminal Purabaya
Meskipun lokasi Terminal Purabaya berada di Bungurasih Kabupaten Sidoarjo, namunpengelolaannya oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Dalam skala kota Surabaya, letak terminal Purabaya berada di sisi Selatan kota Surabaya. Terminal Purabaya merupakan terminal tipe A dengan luas lahan 120.000 m2 , melayani angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), dan Angkutan Kota. Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Purabaya adalah bus kota.

Terminal Tambak Oso Wilangun
Lokasi terminal ini terletak di sebelah Barat Laut Surabaya, berada dekat dengan perbatasan Kabupaten Gresik. Terminal Tambak Oso Wilangun merupakan terminal
tipe A, dengan luas lahan 50.000 m2 . Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Tambak Oso Wilangun adalah bus kota dan angkutan (lyn).

Terminal Joyoboyo
Lokasi terminal ini terletak di sebelah selatan. Terminal Joyoboyo merupakan terminal tipe B dengan luas lahan 11.134 m2 , dimana melayani angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), dan angkutan kota. Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Joyoboyo ini yakni bus kota, dan angkutan kota (lyn).

Terminal Bratang
Lokasi terminal ini terletak di sebelah timur. Terminal Bratang merupakan terminaltipe C dengan luas lahan 2.575 m2 , melayani angkutan kota saja. Jaringan trayek angkutan kota yang dilayani Terminal Bratang ini yakni bus kota dan angkutan kota (lyn).

Sub Terminal
Sub-sub terminal yang dikelola oleh
Pemerintah Kota antara lain yaitu :
-Sub Terminal Menanggal
-Sub Terminal Benowo
-Sub Terminal Petekan
-Sub Terminal Manukan Kulon
-Sub Terminal Darmo Permai
-Pangkalan Angkutan Kota (Lyn)

Selain terminal dan sub terminal, fasilitas transportasi kota yang klasifikasinya lebih kecil yaitu pangkalan angkutan kota (lyn) yang pada umumnya dikelola oleh ”Paguyuban” angkutan kota. Lokasi pangkalan angkot ini biasanya merupakan simpul akhir trayek angkot dari terminal. Untuk pelayanan penumpang di sepanjang
rute, tersedia fasilitas tempat pemberhentian berupa Halte atau Shelter, dan berupa Rambu (tanpa ada bangunan). Jumlah Halte atau Shelter sekitar 53 buah, sedangkan rambu sejumlah 29 buah.

RUTE BIS KOTA
Kode   Rute
C    Purabaya - Darmo - Indrapura - Demak
E    Purabaya - Damo - Tambak Oso Wilangun
E1  Purabaya - Joyoboyo
F    Purabaya - Kupang - Raden Saleh - Indrapura - Tambak Oso Wilangun
L    Ujung Baru - Rajawali - Tambak Oso Wilangun
P1  Purabaya - Darmo - Indrapura - Perak / Patas
P2  Purabaya - Darmo - Indrapura - Tambak Oso Wilangun / Patas
P3  Sidoarjo - Dupak - Rajawali - Semut Patas
P4  Purabaya - Dupak - Perak / Patas
P6  Purabaya - Tambak Oso Wilangun / Patas
P7  Purabaya - Dupak - Tambak Oso Wilangun / Patas
P8  Purabaya - Dupak - Tambak Oso Wilangun / Patas
 KAMAL        Kamal - Bangkalan - Burneh
CAD     Cadangan
JND      Juanda – Bungurasih / Mini AC
PAC 1   Purabaya - Darmo - Indrapura - Perak / Patas AC
PAC 2   Purabaya - Darmo - Indrapura - Tambak Oso Wilangun / Patas AC
PAC 4   Purabaya - Dupak - Perak / Patas AC
PAC 8   Purabaya - Dupak - Tambak Oso Wilangun / Patas AC

RUTE MPU/MIKROLET
 C         Pasar Loak - Sedayu - Karang Menjangan PP
 D         Joyoboyo - Pasar Turi - Sidorame PP
 E         Petojo - Tanjungsari - Balongsari PP
 F         Joyoboyo - Pegirian - Endrosono PP
 G         Joyoboyo - Karang Menjangan / Lakarsantri / Karang Pilang PP
H2        Pasar Wonokromo - Pagesangan PP
 H2P     Pasar Wonokromo - Terminal Menanggal PP
 I          Kupang - Benowo PP
 K         Ujung Baru - Kalimas Barat / Pasar Loak PP
 L2       Ujung Baru - Sasak - Petojo PP
 M        Joyoboyo - Dinoyo - Kayun - Kalimas Barat PP
 N         Kalimas Barat - Menur - Bratang PP
 O        Tambak Wedi - Petojo - Keputih PP
 O1      Kalimas Barat - Keputih PP
 O2 (WK) Tambak Oso Wilangun (Depan SPBU) - Petojo PP / Tambak Wedi - Keputih – Bratang PP
 P         Joyoboyo - Gebang Putih - Kenjeran / Petojo - Ketintang / Joyoboyo - Karang Menjangan - Kenjeran PP
 Q        Kalimas Barat - Bratang PP
 R         Kalimas Barat - Kapasan - Kenjeran PP
 S         Joyoboyo - Bratang - Kenjeran PP
 T1       Margorejo - Joyoboyo - Sawahan - Pasar Loak PP
 T2       Joyoboyo - Mulyosari - Kenjeran PP
 U         Joyoboyo - Rungkut - Wonorejo / Joyobekti PP
 V         Joyoboyo - Tambakrejo PP
 W        Dukuh Kupang - Kapas Krampung - Kenjeran PP
 Y         Joyoboyo - Demak PP
 Z         Kalimas Barat - Benowo PP
 TV       Joyoboyo - Citra Raya / Manukan Kulon / Banjar Sugihan
DP         Kalimas Barat / Petekan - Manukan Kulon PP
 Z1       Benowo - Ujung Baru PP
 J          Joyoboyo - Kalianak PP
 BK       Bangkingan - Karang Pilang PP
 DA      Kalimas Barat - Citra Raya
 JTK      Joyoboyo - Tambak Klanggri PP
 JTK2    Joyoboyo - Medokan Ayu PP
 R1       Kalimas Barat - Nambangan - Kenjeran PP
 WLD   Wonoarum - Pasar Loak - Dukuh Kupang PP
 WLD2 Bulak Banteng - Dukuh Kupang PP
 RT       Rungkut - Pasar Turi PP
 LMJ     Lakarsantri - Manukan Kulon - Kalimas Barat PP
 BM     Bratang - Perumnas Menanggal PP
 JBMN  Joyoboyo - Gunung Anyar PP
 LK       Manukan Kulon - Pasar Loak - Kenjeran PP
 GL       Pasar Loak - Gadung PP
 JK        Joyoboyo - Kalijudan - Kenjeran PP
 IM       Benowo - Simokerto
 WB     Wonosari - Bratang PP
 DKM   Dukuh Kupang - Menanggal PP
 DKB    Dukuh Kupang - Benowo PP
 BJ        Benowo - Kalimas Barat PP
 RDK    Dukuh Kupang - Benowo PP
 UBB    Ujung Baru - Bratang PP
 UBK    Ujung Baru - Kenjeran PP
 JMK    Kenjeran - Kalimas Barat PP
 KIP1    Kutisari Indah - Petojo PP (Lewat Tengah) PP
 KIP2    Kutisari Indah - Petojo PP (Lewat Timur) PP
 GS       Gunung Anyar - Sidorame PP
 RBK     Rungkut Barata - Kenjeran PP
 DWM  Balongsari - Pangkalan Karah PP

Kereta

Transportasi kota Surabaya juga dihubungkan oleh kereta api dan komuter Surabaya – Sidoarjo. Jaringan jalan kereta api di wilayah Surabaya yang dikelola Daerah Operasi VIII merupakan pusat dari jaringan kereta api wilayah Timur Jawa. Dari stasiun-stasiun di Surabaya yaitu Stasiun Kota , Stasiun Pasar Turi , Stasiun Gubeng  dan Stasiun Wonokromo  menyebar jaringan jalan kereta api ke seluruh wilayah Jawa Timur, jaringan Surabaya – Jakarta lewat Pantura dan Selatan; jaringan Surabaya – Bandung.
Selain itu juga merupakan bagian jaringan angkutan barang menggunakan kereta api Banyuwangi – Surabaya – Jakarta – Cilegon.
Di wilayah kota Surabaya terdapat 7 stasiun kereta api yaitu : a) Pasar Turi, b) Tandes, c) Kandangan, d) Benowo, e) Surabaya Kota/Semut, f) Gubeng, dan g) Wonokromo
Untuk mendukung pengoperasian kereta api komuter yang melayani Surabaya – Sidoarjo, maka di wilayah Kota Surabaya telah dibangun 4 buah shelter antara lain : 1) Ngagel, 2) Margosari, 3)Jemursari, dan 4) Menanggal.

Pelabuhan
Transportasi laut didukung fasilitas kapal penumpang dengan rute ke seluruh kawasan Indonesia dari kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia. Tanjung Perak telah menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur.
Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial, pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran intersulair kawasan Timur Indonesia. Dahulu, Kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya melalui tongkangtongkang dan perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas. Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi.
Kemudian pada tahun 1975, Ir.W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan hepada kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan tongkangtongkang dan perahu-perahu. Akan tetapi rencana ini kemudian ditolak karena biayanya yang sangat tinggi.
Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-20, Ir. WB. Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistik yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak.
Setelah tahun 1910, maka pembangunan pelabuhan Tanjung Perak dimulai. Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu. Dengan demikian, maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar hagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan Lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi jugadiseluruh Kawasan Timur Indonesia.