10.4.12

BONEK PERSEBAYA SURABAYA

BONEK PERSEBAYA SURABAYA , HOOLIGANS VAN JAVA

3.4.12

La Liga



Liga de Fútbol Profesional ("Liga Sepak Bola Profesional"), biasa dikenal dengan nama La Liga atau Primera División adalah liga sepak bola paling tinggi di Spanyol. Didirikan pada tahun 1929, liga ini secara teratur mengadakan kompetisi tahunan. Pada saat ini, ada 20 kesebelasan tim yang tergabung di dalamnya. Tim yang meraih gelar juara terbanyak hingga ialah Real Madrid dengan 31 kali disusul FC Barcelona dengan 20 kali. Hanya ada tiga tim sepanjang sejarah La Liga yang belum pernah terdegradasi, yaitu Real Madrid, FC Barcelona, dan Athletic Bilbao

Juara Tahun ke tahun
Tahun             Tim
Ø  1929          FC Barcelona
Ø  1930          Athletic Bilbao
Ø  1931          Athletic Bilbao
Ø  1932          Madrid CF
Ø  1933          Madrid CF
Ø  1934          Athletic Bilbao
Ø  1935          Betis Balompie
Ø  1936          Athletic Bilbao
Ø  1937          tidak diadakan karena perang saudara
Ø  1938          tidak diadakan karena perang saudara
Ø  1939          tidak diadakan karena perang saudara
Ø  1940          Atlético Aviación
Ø  1941          Atlético Aviación
Ø  1942          Valencia CF
Ø  1943          Atlético Bilbao
Ø  1944          Valencia CF
Ø  1945          CF Barcelona
Ø  1946          Sevilla CF
Ø  1947          Valencia CF
Ø  1948          CF Barcelona
Ø  1949          CF Barcelona
Ø  1950          Atlético de Madrid
Ø  1951          Atlético de Madrid
Ø  1952          CF Barcelona
Ø  1953          CF Barcelona
Ø  1954          Real Madrid
Ø  1955          Real Madrid
Ø  1956          Atlético Bilbao
Ø  1957          Real Madrid
Ø  1958          Real Madrid
Ø  1959          CF Barcelona
Ø  1960          CF Barcelona
Ø  1961          Real Madrid
Ø  1962          Real Madrid
Ø  1963          Real Madrid
Ø  1964          Real Madrid
Ø  1965          Real Madrid
Ø  1966          Atlético de Madrid
Ø  1967          Real Madrid
Ø  1968          Real Madrid
Ø  1969          Real Madrid
Ø  1970          Atlético de Madrid
Ø  1971          Valencia CF
Ø  1972          Real Madrid
Ø  1973          Atlético de Madrid
Ø  1974          FC Barcelona
Ø  1975          Real Madrid
Ø  1976          Real Madrid
Ø  1977          Atlético de Madrid
Ø  1978          Real Madrid
Ø  1979          Real Madrid
Ø  1980          Real Madrid
Ø  1981          Real Sociedad
Ø  1982          Real Sociedad
Ø  1983          Athletic Bilbao
Ø  1984          Athletic Bilbao
Ø  1985          FC Barcelona
Ø  1986          Real Madrid
Ø  1987          Real Madrid
Ø  1988          Real Madrid
Ø  1989          Real Madrid
Ø  1990          Real Madrid
Ø  1991          FC Barcelona
Ø  1992          FC Barcelona
Ø  1993          FC Barcelona
Ø  1994          FC Barcelona
Ø  1995          Real Madrid
Ø  1996          Atlético de Madrid
Ø  1997          Real Madrid
Ø  1998          FC Barcelona
Ø  1999          FC Barcelona
Ø  2000          Deportivo de La Coruña
Ø  2001          Real Madrid
Ø  2002          Valencia CF
Ø  2003          Real Madrid
Ø  2004          Valencia CF
Ø  2005          FC Barcelona
Ø  2006          FC Barcelona
Ø  2007          Real Madrid
Ø  2008          Real Madrid
Ø  2009          FC Barcelona
Ø  2010          FC Barcelona
Ø  2011          FC Barcelona





Klub paling berprestasi
Klub
Juara
Runner-up
Tahun Juara
Real Madrid
31
19
1931-32, 1932-33, 1953-54, 1954-55, 1956-57, 1957-58, 1960-61, 1961-62, 1962-63, 1963-64, 1964-65, 1966-67, 1967-68, 1968-69, 1971-72, 1974-75, 1975-76, 1977-78, 1978-79, 1979-80, 1985-86, 1986-87, 1987-88, 1988-89, 1989-90, 1994-95, 1996-97, 2000-01, 2002-03, 2006-07, 2007-08
FC Barcelona
21
22
1928-29, 1944-45, 1947-48, 1948-49, 1951-52, 1952-53, 1958-59, 1959-60, 1973-74, 1984-85, 1990-91, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1997-98, 1998-99, 2004-05, 2005-06, 2008-09, 2009-10, 2010-11
Atlético Madrid
9
8
1939-40, 1940-41, 1949-50, 1950-51, 1965-66, 1969-70, 1972-73, 1976-77, 1995-96
Athletic Bilbao
8
7
1929-30, 1930-31, 1933-34, 1935-36, 1942-43, 1955-56, 1982-83, 1983-84
Valencia CF
6
6
1941-42, 1943-44, 1946-47, 1970-71, 2001-02, 2003-04
Real Sociedad
2
3
1980-81, 1981-82
Deportivo de La Coruña
1
5
1999-00
Sevilla FC
1
4
1945-46
Real Betis
1
0
1934-35

31.3.12

Stadion Gelora Bung Tomo





Terletak di Kompleks Surabaya Sport Centre (SSC) Surabaya, Jawa Timur.
Stadion ini diresmikan tanggal 6 Agustus 2010 oleh Walikota Surabaya.
Dengan desain 3 tingkat, stadion ini memiliki kualitas rumput yang bagus yang didatangkan langsung dari Kanada.

Kota : Surabaya, Jawa Timur
Dibangun : Tahun 2008
Kandang  : PERSEBAYA & PON JAWA TIMUR
Kapasitas : 55.000 tempat duduk.
Tipe stadion : Stadion Madya (Olympic)
Kategori : A
Tribun : A
Tempat duduk : B+
Fasilitas : A
Rumput : A
Drainase : A
Penerangan : A
Papan Skor : A
Kondisi : A











LIEM TIONG HOO, LEGENDA PERSEBAYA YANG TERLUPAKAN




Penggemar sepak bola zaman sekarang mungkin tidak mengenal Liem Tiong Hoo alias Hendro Hoediono. Tapi cobalah bertanya kepada oma-opa yang pernah menikmati geliat Persebaya (Persatuan Sepakbola Surabaya), bond atawa perserikatan bola kebanggaan arek-arek Suroboyo, pada era 1940-an dan 1950-an. Nama Liem Tiong Hoo, pemain klub Tionghoa (kemudian berganti nama menjadi Naga Kuning dan Suryanaga, Red), sangat terkenal pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Liem benar-benar menjadi idola masyarakat pada masanya. Dia bersama para pemain lain dari sejumlah klub di Surabaya berjasa melambungkan nama Persebaya di pentas bola nasional.

"Zaman saya dulu Persebaya hampir selalu menang, jarang kalah. Dan nggak pernah ada kerusuhan," tegas Liem Tiong Hoo. Waktu masih anak-anak Ia sudah sangat suka main sepak bola. Pulang sekolah, Liem Tiong Hoo kecil langsung menuju lapangan di Cannalaan, yang sekarang jadi Taman Remaja.

Pada tahun 1934-1944, di Surabaya ini ada klub Persebaya dan SVB atau Soerabaiasche Voetbal Bond. SVB ini diikuti klub-klub seperti Tionghoa, HBS (Houd Braef Standt), Exelcior, THOR (Tot Heil Onzer Ribben), Gie Hoo, Annasher. Itu merupakan kenangan yang tak akan pernah ia lupakan. Ketika dirinya masih berjaya sebagai pemain sepak bola dan bisa mencetak banyak gol di gawang lawan. kemudian namanya akhirnya dikenal orang di mana-mana.

Akhirnya prestasinya itu membuat dirinya di lirik Persebaya. Tahun 1943 dirinya menjadi pemain termuda di Persebaya dengan usia 17 tahun. Setelah itu men Liem Tiong Hoo jadi langganan di Persebaya. Ikut kejuaraan dan turnamen di berbagai kota seperti Jakarta, Semarang, Bandung.
"Persebaya dulu itu beda dengan yang sekarang ini. Persebaya itu bukan klub yang membeli pemain-pemain dari luar, tapi mengambil pemain dari klub-klub yang ada di seluruh Kota Surabaya. Pemain yang bagus-bagus dari beberapa klub itu diambil untuk memperkuat Persebaya " kenangnya.

Pada saat masa nya dulu Persebaya memang terkenal sangat kuat. Dulu, Persebaya punya trio lini belakang dan trio lini depan yang disegani lawan-lawannya. Trio belakang: Sidi, Sidik, Sadran. Trio depan: (Liem Tiong Hoo), Bhe Ing Hien, Tee San Liong. "Kalau ada tiga teman di belakang ini, saya tidak khawatir pasokan bola dan pertahanan akan bagus. Itu yang membuat Persebaya sangat kuat " ujar Liem Tiong Hoo.
Suatu ketika tim nasional Republik Tiongkok Nasionalis berkunjung ke Surabaya. Liem tentu saja memperkuat Persebaya untuk menghadapi kesebelasan yang saat itu sangat disegani di Asia Timur Jauh (Far-East Asia). Melihat kelincahan Liem mengolah si kulit bundar dan mengecoh lawan-lawannya, Liem diajak memperkuat tim nasional Tiongkok. "Saya menolak karena saya orang Indonesia. Saya bukan orang Tiongkok," tegas Liem Tiong Hoo.

Bukan itu saja. Liem juga dirayu agar bergabung dengan klub Feyenoord di Negeri Belanda. Biaya kuliah, biaya hidup, dan sebagainya ditanggung pihak Belanda asalkan bintang muda Persebaya asal Klub Tionghoa itu mau diboyong ke negara kincir angin. "Saya bilang tidak. Saya bukan orang Belanda. Saya orang Indonesia," kenang ayah tiga anak dan kakek enam cucu ini.

Menjelang Olimpiade 1952, diadakan seleksi pemain untuk membentuk tim nasional Indonesia. Liem tidak bisa berlatih intensif karena beban studi di FK Unair sangat tinggi. Namun, pelatih dan pengurus PSSI ingin agar Liem masuk tim nasional meskipun tidak ikut seleksi dan latihan. Liem kontan menolak. "Saya bilang, saya nggak ikut latihan kok masuk tim?" tukasnya.

Tim seleksi tetap meyakinkan bahwa kemampuan Liem Tiong Hoo masih selevel dengan pemain-pemain nasional lain meskipun tidak berlatih. Liem rupanya tak bisa dirayu. "Saya harus konsekuen. Kalau nggak ikut latihan, ya, tidak boleh ikut gabung. Itu sudah jadi prinsip saya," tegasnya.
Di usia 83 tahun, Liem Tiong Hoo, yang lebih dikenal sebagai Dokter Hendro Hoediono, masih tetap praktik sebagai spesialis penyakit kulit dan kelamin. Tubuhnya masih tegap, ingatan tajam, dan punya selera humor tinggi. Liem masih ingat persis kejadian-kejadian lucu yang pernah dialaminya di lapangan hijau 70-an tahun silam.

"Gigi saya ini palsu karena yang asli sudah patah saat main sepak bola. Main sepak bola, ya, risikonya begitu. Kalau nggak mau, ya, silakan main pingpong atau badminton," ujar Liem Tiong Hoo.

BIODATA


  • Nama: Liem Tiong Hoo
  • Nama populer: dr. Hendro Hoediono
  • Lahir: Surabaya, 23 Okt 1926
  • Istri: Listiyani (almarhumah)
  • Idola: Lee Waitong, Raja Bola Timur Jauh (Tiongkok) era 1930-an.

Pendidikan:

  •  Algemeene Middelbare School (AMS), Jl Kusuma Bangsa Surabaya
  •  Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

Penghargaan:

  • Ketua Umum Persebaya Bambang DH, 18 Juni 2004, sebagai legenda Persebaya.
  • Presiden Soeharto sebagai dosen FK Unair yang berdedikasi. 

Kenangan yang tak terlupakan oleh masyarakat Tionghoa Indonesia. [Henny Loh / Surabaya]